Minggu, 07 Juni 2009

SEJARAH MAHAYANA



SEJARAH MAHAYANA

MOTTO

Berikan kegembiraan (kebahagiaan) ; Berikan harapan;

Berikan kemudahan; Berikan pelayanan (pengabdian)”

Secara histori kemunculan Mahayana dimulai sejak Hyang Buddha meraih pencerahan sempurna di bawah pohon Bodhi, Beliau pada awalnya membabarkan Sutra Avatamsaka, ajaran utama Mahayana yang bersifat luhur dan bernilai tinggi hanya ditujukan untuk Para Bodhisattva, Mahasattva dan makhluk suci lainnya.

Perkembangan Mahayana kiranya perlu dilihat dari adanya konsili-konsili yang terjadi setelah Parinirvananya Hyang Buddha

Mahayana Buddhism adalah salah satu mazhab atau aliran terpenting dalam agama Buddha dan sudah berkembang luas di benua Asia, Australia, Amerika, Eropah, dan Afrika. Keberadaan Mahayana merupakan aktualisasi dari makna hakiki ajaran Hyang Buddha, yaitu segi-segi keagamaan, religiusitas, etika, maupun metafisika yang terkandung dalam Dharma Hyang Buddha.

Tiga Aspek Dasar Merupakan Ciri-ciri Mahayana

1. Aspek Penafsiran
Mahayana lebih bersifat progresif dan liberal dalam arti tidak kaku dan melekat begitu saja terhadap ajaran Buddha yang tersurat. Sifat ini dimungkinkan karena Mahayana menyadari bahwa diperlukan pemahaman yang terus menerus terhadap setiap formulasi Kebenaran Mutlak. Suatu fakta bahwa Kebenaran Mutlak (Paramartha Satya) tidak sepenuhnya dapat diungkapkan dengan kata-kata dan bahwa semua rumusan konseptual dan ungkapan verbal hanyalah simbolik dari Kebenaran Mutlak tersebut.
2. Aspek Cita-cita
Kemunculan Mahayana merupakan suatu revolusi cita-cita keselamatan, pembebasan atau tujuan tertinggi dalam Buddha Dharma, yaitu berjuang melaksanakan Bodhisattvayana untuk meraih kesempurnaan menjadi Buddha. Cita-cita religious dalam Mahayana ini menunjukan bahwa tak ada sesuatupun yang tidak dapat dikorbankan oleh Bodhisattva demi kebaikan makhluk-makhluk lain.
3. Aspek Metodik
Dalam melaksanakan cita-citanya, Bodhisattva mempergunakan berbagai metode yang sifatnya praktis yang dimaksudkan untuk melatih, membina, dan membimbing semua makhluk ke tujuan akhir kehidupan, penyadaran terhadap Yang Mutlak, yang dikenal dengan metode Upaya-Kausalya. Bodhisattva melaksanakan disiplin Bodhi (Bodhicittopada), dan mengarah ke penyadaran Bodhicitta (Batin pencerahan) yang memiliki dua aspek : Sunyata (Kekosongan) dan Karuna (Welas asih). Sunyata merupakan implikasi praktis dari Prajna (Pengetahuan sempurna), dan identik dengan Yang Mutlak, Yang abosulut. Sedangkan Karuna merupakan prinsip aktif yang merupakan ungkapan nyata Sunyata dalam fenomena.

Ciri-Ciri Mahayana
1. Mempergunakan bahasa Sansekerta
2. Lebih bersifat religi, metafisis dan filosofis.
3. Pencapaian Nirwana melalui pengetahuan sempurna (Prajna paramita)
4. Setiap makhluk memiliki sifat ke Buddhaan (Buddha-nature) yang berasal dari Tathagata-garbha (Rahim Tathagata)
5. Tidak terkecuali Sangha, setiap umat awampun tergolong Bodhisattva.
6. Dukkha yang merupakan suatu ciri kehidupan hanyalah bersifat maya, ilusi atau suatu konstruksi kesadaran yang keliru.
7. Mengajarkan tentang Yang Absolut.
8. Yang Absolut dinyatakan bukan semata-mata bersifat transenden, atau terpisah sama sekali dari realitas dunia, melainkan juga bersifat imanen, atau bersemayam dalam realitas dunia dan terungkap dalam dunia fenomena.
9. Buddha historis seperti Buddha Sakyamuni merupakan juga proyeksi atau pancaran dari Yang Absolut.
10. Pembebasan tidak hanya tercapai dengan usaha sendiri melainkan juga melalui bantuan atau kekuatan lainnya.
11. Bercita-cita menjadi Bodhisattva untuk membebaskan semua makhluk.
12. Nirwana tidak hanya dipahami sebagai kemenangan dari samsara atau akhir dari hidup di dunia, melainkan juga sebagai kesadaran yang sempurna tentang Yang Absolut, dan tidak terpisah dari usaha-usaha yang aktif di dalam membebaskan setiap makhluk.
13. Menekankan terjadinya pengalaman religious terhadap Yang Absolut sebagai sesuatu yang metarasional.
14. Menekankan kebijaksanaan dan pemikiran yang bersifat paradoks ketimbang logis dan rasional semata.
15. Menjalani kehidupan melalui penghayatan yang dalam terhadap prinsip-prinsip etika yang mewujudkan sikap bakti yang religious.

Ikrar Mahayana

1. Kami bertekad dan berjuang, menolong semua makhluk
2. Kami bertekad dan berjuang, melenyapkan semua kebodohan
3. Kami bertekad dan berjuang, menghayati dan mengamalkan Buddhadharma
4. Kami bertekad dan berjuang, sampai di jalan keBuddhaan.

Sejarah Website Mahayana Buddhist

Perkembangan agama Buddha khususnya sekte Mahayana sudah sangat maju dan menggembirakan, terutama kepeloporan YM Bhiksu Tadisa Paramita bersama para siswa Buddhis lainnya telah berperan dan berpartisipasi menyebarkan ajaran Buddha khususnya aliran Mahayana di manca negara, yaitu di Australia, New Zealand dan Indonesia.

Untuk menjalin kerukunan dan kerja sama di antara banyaknya organisasi, maka diperlukan situs yang efektif untuk menjalin komunikasi dan saling memberikan informasi, sehingga dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan demi meraih cita-cita bersama, yaitu mengembangkan Mahayana Buddhism pada khususnya dan Buddhadharma pada umumnya

Jumat, 05 Juni 2009

aku dari lombok, mahasiswa jinarakkhita

32 tanda-tanda keagungan
(Dvatrimsam Maha Purusa Laksanani / Dvattimsa Maha Purisa Lakkhanani)


1) Kaki yang datar
2) Kaki yang bercirikan suatu roda dengan seribu jeruju (Utsanga-pada)
3) Jari tangan yang ramping
4) Kaki dan tangan yang lemah gemulai
5) Jari kaki dan tangan terselaput secara indah (Jal-anguli-hasta-pada)
6) Tumit yang berukuran sempurna
7) Permukaan bagian atas di antara jari kaki dan pergelangan kaki melengkung
8) Paha yang seperti raja rusa jantan
9) Tangan yang mencapai ke bawah lutut
10) Alat tubuh rahasia lelaki yang tersembunyi
11) Tinggi dan lebar tubuh yang seimbang
12) Rambut yang berwarna biru tua
13) Bulu badan yang ikal dan halus gemulai
14) Tubuh yang berwarna keemasan
15) Kaki yang memancarkan cahaya
16) Kulit yang lembut nan halus
17) Tujuh bagian tubuh (2 telapak kaki, 2 muka tangan, 2 bahu dan kepala gigi) padat ideal (Sapt-Otsada, Sapt Occhada)
18) Dibawah ketiak berisi padat (Cit-antaramsa)
19) Tubuh berbentuk singa
20) Tubuh yang lurus (Nyagrodha)
21) Bahu yang padat (Susamvrita)
22) Jumlah gigi empat puluh
23) Gigi yang putih, rata, rapat (Avirala-danta)
24) Empat gigi taring putih murni
25) Rahang yang seperti rahang singa
26) Air liur yang dapat melezatkan makanan (rasa-rasagrata)
27) Lidah yang panjang dan lebar (Prabhuta-tanu-jihva)
28) Suara yang ulam dan merdu (Brahma-svara)
29) Mata yang biru tua (Abhinila)
30) Bulu mata seperti bulu mata raja sapi jantan
31) Suatu lingkaran putih di antara bulu matanya memancarkan cahaya (urna)
32) Kepala gigi yang penuh daging

Jumat, 27 Maret 2009

saya mahasiswa dari lombok...........yang datang untuk belajar agama buddha..
saya bersukur dapat melenjutkan sekolah sata disini,